Page Nav

HIDE

UpdateInfo:

latest

Islam adalah ajaran universal (part 3)

  Islam itu universal ( syumūl ) yang meliputi semua zaman, kehidupan dan eksistensi manusia.  Islam adalah risalah semua zaman . Islam ada...

 


Islam itu universal (syumūl) yang meliputi semua zaman, kehidupan dan eksistensi manusia. Islam adalah risalah semua zaman. Islam adalah risalah yang dibawa para nabi sejak Nabi Adam as. Sampai nabi terkahir yakni Nabi Muhammad saw. Yang misinya adalah menyerukan kepada tauhidullah dan menjauhi thagut. Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghutitu.” (Q.S. Al-Nahl/16: 36).

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”. (Q.S. Al-Anbiya/21: 25).

Pernyataan para Nabi bahwa mereka semua muslim bisa dilihat antara lain dalam Q.S. Yunus/10: 72, 84, Al-Baqarah/2: 128, 132, Yusuf/12: 101, Al-A’raf: 126, An-Naml/16: 31, Ali Imran/3 :52 dan lain-lain.

Islam adalah risalah bagi seluruh alam semesta

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ  قُلْ إِنَّمَا يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Katakanlah: “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: “Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)“. (Q.S. Al-Ambiya/21: 107-108).

 وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui” (Q.S. Saba’/34: 28)

Bahkan dalam Q.S. Al-Furqan/25: 1 dan Shad/38: 87 dikatakan bahwa Al-Qur’an sebagai peringatan bagi seluruh alam semesta.

Islam adalah agama dalam seluruh fase dan sektor kehidupan. Islam mengatur fase kehidupan manusia dari sebelum lahir, masa bayi, kanak-kanak, remaja, tua, bahkan setelah ia meninggal dunia. Tidak ada jenjang kehidupan yang berlalu begitu saja, kecuali Islam mempunyai bimbingan, arahan dan ketentuan di dalamnya. Demikian pula Islam merupakan risalah bagi manusia pada seluruh sektor kehidupan dan segala aktvitas kemanusiaanya, baik yang bersifat material ataupun spiritual, individu ataupun sosial, dan gagasan ataupun operasional. Islam menolak pemisahan kehidupan menjadi dua bagian (dikatomi). Konsep dikatomi ini awalnya berasal dari tokoh-tokoh nasrani yang menyandarkan statemenya kepada injil mereka, “ Berikanlah apa yang menjadi hak milik kaisar  kepada kaisar, dan berikanlah apa yang menjadi hak milik Allah SWT kepada Allah SWT.” Penolakan Islam didasarkan pada argumentasi bahwa Islam menjadikan seluruh alam semesta beserta isinnya adalah mutlak milik Allah SWT. Allah SWT Berfirman:

أَلَا إِنَّ لِلَّهِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ

“ Ingatlah, Sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. (Q.S. Yunus/10: 66)

 وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

“ . . . Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (Q.S. Ali Imran/3: 83).

Oleh karenanya, Islam tidak memisahkan persoalan politik, negara, ekonomi dengan sistem dan akhlak Islam.

Oleh karena Islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad saw, diturunkan untuk seluruh manusia dalam semua rentan waktu dan tempat (Q.S. Al-Anbiya’/21: 107), maka Islam secara otomatis mencakup segala aspek/bidang kehidupan, kapanpun dan dimanapun. Tidak ada aspek kehidupan yang dilupakan dalam Islam. Allah SWT berfirman:

 مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ

Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al-Kitab” (Q.S. Al-An’am/6: 38).

 Di sini akan dijelaskan secara singkat tentang universalitas aspek ajaran islam:

a. Syumūliyah(universalitas) Aqidah Islam

  • Aqidah Islam bersifat universal karena mampu menjelaskan secara tuntas dan utuh terhadap seluruh masalah besar dalam persoalan kehidupan manusia, seperti masalahuluhiyyah (ketuhanan), alam semesta, manusia, nubuwwah (kenabian) dan tempat kembali (akhirat).
  • Aqidah Islam bersifat universal karena tidak pernah membagi manusia di antara dua tuhan, yakni: Tuhan kebaikan dan cahaya, dengan Tuhan kejahatan dan kegelapan seperti dalam agama Majusi. Atau tidak membagi manusia di antara Allah SWT dan setan yang dalam injil deiknal dengan sitilah “Pemimpin alam” dan “Tuhan kehidupan” dimana setan mempunyai kerajaan dunia sedang Allah SWT mempunyai kerjaan langit. Dalam Islam, setan tidak mempunyai kuasa terhadap manusia kecuali kekuatan menggoda, merayu dan menyeru kepada kejahatan dan kesesatan. Pengakuan syaitan sebagaimana digambarkan Allah SWT dalam Al-Qur’an:

وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي

“Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku.” (Q.S. Ibrahim/14: 22).

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaanNya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaanNya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya Jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah” (Q.S. al-Nahl/16: 99-100).

  • Aqidah Islam bersifat universal karena ia tidak hanya disandarkan pada instink atau perasaan semata sebagaimana filsafat-filsafat ketimuran dan aliran-aliran tasawuf, atau pada rasio akal pikiran semata sebagaimana filsafat-filsafat kemanusiaan yang menjadikan akal pikiran sebagai satu-satunya media untuk mengenal Allah SWT atau media untuk memecahkan berbagai persoalan kehidupan, tetapi Aqidah Islam disandarkan pada akal dan hati nurani secara bersamaan.
  • Aqidah Islam bersifat universal karena merupakan Aqidah yang utuh, tidak mengenal pemilah-pemilah. Seorang baru dikataknmu’min bila ia mengimani Allah dan segala aspek yang datang dari-Nya. Allah SWT berfirman:

 إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan” (Q.S. Al-Nisa/4: 150-151)

b. Syumūliyah (universalitas) Syariat Islam (Ibadah dan Mu’Amalat)

Syari’at Islam mencakup tata aturan bagi individu, keluarga, sosial kemasayarakatan, negara dan hubungan international. Ibadah Islam dalam arti luas mencakup seluruh aspek keberadaan manusia. Seseorang muslim tidak beribadah kepada Allah SWT hanya dengan lisannya saja, atau anggota badannya saja, atau hatinya saja tanpa mengikutsertakan akal dan indranya. Tetapi dia beribadat dengan semuanya. Dengan hatinya dia berharap dan takut, dengan lisanya dia berdzikir dan berdo’a, dengan badannya dia shalat, puasa dan berjihad, dengan akalnya dia berfikir dan merenung, dan dengan indranya dia pergunakan sesuai dengan kehendak Allah SWT.

c. Syumūliyyah (universalitas) Akhlaq Islam

Akhlak Islam menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia tanpa terkecuali, baik itu yang bersifat rohani maupun jasmani, intelektual atau instink, individual atau sosial, dan lain-lain.

Cakupan pembahasan akhlak Islam bisa dilihat sebagai berikut:

  • Yang berkenan dengan individu dalam semua seginya, seperti: kebutuhan jasmani dan keterbatasanya (Q.S. 7: 31), potensi akal untuk menalar kejadian sekitarnya (Q.S. 10: 101), jiwa yang mempunya potensi suci dan kotor (Q.S. Al-Syams: 9-10).
  • Aklak Islam yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, seperti: hubungan antara suami istri (Q.S. 4: 19), hubungan dan tanggung jawab antara orang tua (Q.S. 17: 31) dan anak (Q.S. 46: 15), dan hubungan antar kerabat (Q.S. 16 dan 17: 26).
  • Yang berkaitan dengan kemasayarakatan dan kenegaraan, seperti: adab bertamu (Q.S. 24: 27) dan menerima tamu (HR. Bukhari Muslim), etika melakukan transaksi jual-beli (Q.S. Al-Muthaffifin: 1-3) atau utang piutang (Q.S. 2: 282), politik dan pemerintahan (Q.S. 4: 58).
  • Yang berkaitan dengan akhlak terhadap makhluk Allah SWT yang lain, seperti akhlak terhadap hewan (Q.S. 6: 38), tumbuhan dan lingkungan lainnya (Q.S 30: 41).

No comments