Page Nav

HIDE

UpdateInfo:

latest

Islam Ajaran yang Moderat/Seimbang

  Yang dimaksud dengan moderat atau seimbang di sini adalah keseimbangan anatara dua hal yang saling berhadapan, di mana salah satu dari d...

 


Yang dimaksud dengan moderat atau seimbang di sini adalah keseimbangan anatara dua hal yang saling berhadapan, di mana salah satu dari dua hal yang saling berhadapan, di mana salah satu dari keduanya tidak bisa berpengaruh dengan sendirinya dengan mengabaikan yang lain. Contoh dua hal yang saling brhadapan adalah antara: ruhiyyah (sipiritualisme) dengan maddiyah (materealisme), fardiyyah (individu) dengan jama’iyyah (kolektif), Waqi’iyyah (kontekstual) dengan mitsaliyyah (idealisme), dan antara tsabat (konsisten) dengan tathawwur (perubahan).

Penciptaan alam semesta beserta isinya adalah fenomena tawazun. Allah berfirman:

 إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”(Q.S. Al-Qamar/54:49)

  لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (Q.S. Al-Furqan/25: 2).

 الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ

“Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (Q.S. Al-Mulk/67: 3)

Alwatsiyyah dalam ajaran Islam

Dalam hal keyakinan, Islam adalah agama yang bukan dianut oleh kaum khurafat (yang berlebihan dalam keyakinan sehingga mempercayai sesuatu tanpa dalil) dan bukan pula oleh kaum maddiyyin (yang mengingkari segala sesuatu yang tidak dapat terjangkau oleh indra), tetapi Islam mengajak keyakinan apabila keyakinan itu memiliki dalil yang pasti dan kuat. (Q.S. 2: 111). Islam bukan bukan dianut oleh kaum atheis (sama sekali tidak percaya adanya Tuhan) dan bukan pula kaum polytheis (meyakini banyak Tuhan), tetapi Islam mengajak beriman pada Tuhan Yang Satu, Yang Maha Agung, Tidak ada sekutu baginya, Tidak beranak, dan tidak diperanakkan.

Dalam Ibadat dan syariat, Islam bukanlah agama yang hanya mementingkan sisi ibadah ritual dn menjauhi hal-hl yang bersifat kebutuhan manusiawi duniawi. Contoh yang sangat jelas seperi disebutkan dalam Q.S Al-Jumuah/62: 9-10.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ  فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

Dalam sistem akhlak, Islam bukanlah agama yang menganggap manusia seperti malaikat, yang kemudian membuat aturan yang mustahi dapat dikerjakan oleh manusia, dan bukan pula menyamakan manusia dengan binatang yang kemudian membuat aturan tanpa aturan (bebas). Tetapi Islam memandang manusia sebagai Makhluk yang berakal memiliki petensi kebinatangan (nafsu syahwat dan instink)dan potensi kemalaikatan (spiritualis ruhani). Allah SWT berfirman:

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا  فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا  قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا0

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. Al-Syams: 7-10)

Inilah beberapa Alasan kenapa Allah SWT menyatakan bahwa yang namanya agama menurut Allah hanyalah Islam.

No comments