Page Nav

HIDE

UpdateInfo:

latest

Tujuan Hidup Seorang Muslim

 Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Setiap orang yang mendalami Al-Qur’an dan mempelajari Sunnah tentu menget...


 Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Setiap orang yang mendalami Al-Qur’an dan mempelajari Sunnah tentu mengetahui bahwa puncak tujuan dan sasaran yang dilakukan orang Muslim yang diwujudkan pada dirinya dan di antara manusia ialah ibadah kepada Allah semata.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan melihat asal mula kejadian manusia, kita dapat mengetahui bahwa Allah memberikan kelebihan bagi manusia dalam hal akal dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.

Saat Allah SWT menciptakan Adam As, Allah memerintahkan para malaikatnya untuk bersujud kepada Adam karena kelebihan yang ia miliki meskipun ada makhluk yang menolak untuk bersujud yakni iblis.

Sebagai seorang muslim kita harus ingat bahwa tujuan hidup kita adalah surga, bukan dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)

Allah sebutkan empat poin dalam ayat ini. Yaitu:

PERTAMA, SEMUA JIWA PASTI AKAN MATI.

Siapapun dia orangnya pasti akan mati. Tidak akan ada orang yang kekal. Siapapun dia! Bahkan para Nabi dan Rasul tidak ada yang hidup. Semua meninggal. Bahkan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (QS. Az-Zumar[39]: 1)

Semua Nabi dan Rasul mati kecuali satu Nabi yang belum mati, yaitu Nabi Isa ‘alaihissalam yang diangkat langsung oleh Allah dan ditugaskan untuk membunuh dajjal. Setelah membunuh dajjal baru Nabi Isa meninggal dunia.

Maka dari itu ketika Abu Bakar as-Siddiq mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, semua sahabat sedih sampai ‘Umar mengatakan, “barangsiapa mengatakan Nabi Muhammad mati, maka aku akan penggal lehernya.” Hal ini karena kecintaan beliau yang luar biasa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kalau sudah meninggal tidak boleh disembah. Masih hidup saja tidak boleh disembah apalagi sudah meninggal. Inilah ajaran islam, tauhid kepada allah subhanahu wa ta’ala. Bahwa orang yang hidup tidak bisa memberikan manfaat, tidak bisa menolak bahaya. Apalagi orang itu sudah meninggal. Yang bisa memberikan manfaat dan menolak bahaya hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala. Abu Bakar membawakan ayat dalam surat Ali Imron:

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imron[3]: 144)

Para sahabat menangis karena benar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggal.

KEDUA, DUNIA BUKAN TEMPAT GANJARAN

Seseorang akan diberikan ganjaran secara sempurna nanti pada hari kiamat. Ketika orang berbuat baik di dunia maka akan dibalas 10 sampai 700 kali lipat. Namun sempurnanya ganjaran akan diberikan ketika nanti hari kiamat. Orang yang melakukan keburukan akan dibalas di dunia. Tapi sempurnanya balasan akan diberikan nanti ketika di akhirat.

KETIGA, ORANG YANG SUKSES

Dalam ayat ini Allah juga menyebutkan barang siapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga maka dialah orang yang sukses. Hendaknya seorang muslim mengingat ayat ini. Bahwa orang yang sukses menurut Al-Qur’an, orang yang menang, orang yang berhasil adalah orang yang dimasukkan oleh Allah kedalam surga dan dijauhkan dari api neraka.

Ukuran dunia bukan ukuran sukses. Orang mendapatkan gelar, mendapatkan kedudukan, mendapatkan jabatan, mempunyai rumah yang besar, mempunyai mobil yang banyak, mempunyai perusahaan yang banyak, itu bukan sukses. Sukses yang hakiki, sukses yang abadi, menurut Allah di dalam Al-Quran adalah ketika orang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Inilah orang yang dikatakan sebagai orang sukses.

Orang yang pertama kali sukses adalah para sahabat, para Nabi dan Rasul. Semua Nabi-Nabi, semua Rasul adalah orang yang sukses.

Berbeda dengan kita yang mengukur kesuksesan dengan dunia. Ketika seseorang memiliki harta yang banyak, memiliki kedudukan, memiliki jabatan, menjadi walikota, menjadi menteri, kita akan mengatakan mereka adalah orang yang sukses. Padahal tidak demikian. Karena itu justru menjadi fitnah yang besar untuk mereka. Itulah yang dinamakan fitnah syahwat. Dan banyak orang yang tertipu dengan dunia.

KEEMPAT, DUNIA ADALAH KEHIDUPAN YANG MENIPU

Allah juga menyebutkan dalam ayat ini bahwa tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan kehidupan yang menipu. Allah yang mengatakan demikian. Maka jangan mengejar dunia. Tapi kejarlah akhirat. Tujuan hidup seorang mukmin adalah surga bukan dunia.

Ketika berusaha siang dan malam melaksanakan syariat Islam tujuannya adalah untuk masuk surga bukan dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa dunia ini lebih jelek dari bangkai kambing. Dunia tidak ada harganya meskipun hanya seberat sayap nyamuk. Sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi)

Berikut ini adalah tujuan hidup manusia di bumi yang disebutkan dalam Alqur’an dan sunah rasul:

1.       Menyembah Allah SWT

Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia juga harus menjadikan rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya. Berikut ini adalah ayat yang menyebutkan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah SWT:

“Dan tidak Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku” (Qs Adz zariyat : 56).

2.       Menjalankan Perannya sebagai Khalifah

Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusai bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 30 yang berbunyi:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS Al Baqarah :30).

3.       Meneruskan Ajaran Islam

Tidak hanya beribadah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya,  pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut Islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah surat Al imran ayat 104 yang berbunyi:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104)

Tujuan hidup manusia tersebut hendaknya dipahami dan dilaksanakan oleh manusia karena tanpa tercapainya tujuan hidup tersebut maka tuhas manusia di bumi ini tidaklah dapat terpenuhi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa sebaik-baik generasi adalah para sahabat yang bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi sebutkan bahwa mereka adalah yang terbaik. Nabi sebutkan mereka yang terbaik tentang aqidah, ibadahnya, akhlaknya, muamalahnya, jihadnya, merekalah yang terbaik, para sahabat. Bukan rupanya, bukan kendaraannya, bukan hartanya, ukurannya adalah hati dan amal. Merekalah yang terbaik dari umat ini. Wallahualam Bissawab. (hmz/gomuslim)

 

Sumber: Al Qur’an, infoislam, almanhaj, Ahlus Sunnah, tujuan hidup manusia, fiqihislam, belajarislam, dakwahislam

1 comment

  1. Kembali pada ajaran Islam adalah satu satunya jalan menuju keselamatan dunia akhirat

    ReplyDelete